dingin bahkan kaku, sudah berapa lama kita terdiam dalam jarak
mencerna waktu dan kemudian mendiamkannya...
apa aku harus melihatnya karam, terhantam oleh tanya dan menebaknya?
sudah, kamu sudah dalam pondokku, biarkan aku menyalakan tungku
agar hangat bisa kembali merayap dan kita bisa merapal rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar