29 Oktober, 2012

jangan cemburu....

"jangan cemburu" katamu pada suatu sore saat aku sedang menikmati langit abu-abu
"tidak ada merah di langit sore ini" kataku
"jangan cemburu....kau tau aku, jangan cemburui aku" katamu sambil menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam

aku pun tertawa, "untuk apa mencumburui dirimu?" tanyaku
"aku pikir kamu cemburu, akhir-akhir ini kamu seringnya diam" jawabmu

aku pun terdiam, seringnya diam akhir-akhir ini....
"satu-satunya yang harus aku cemburui adalah waktu, waktu yang kau miliki utuh dan waktu yang memiliki dia sepenuhnya"

kau menghembuskan asap rokok, dan imajiku melayang seolah asap itu menyedotku dan membawaku pergi menemui dia, matahari yang ada di timur....

"dia......apa aku sepatutnya cemburu padamu?" tanyamu

"untuk apa?" tanyaku sambil mempermainkan asap rokok yang kau hembuskan

"untuk memikirkan dia yang bahkan mungkin tak menyimpanmu dalam pikirannya, tidak seperti aku"

tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam kepalaku, lalu ada lubang gelap menganga dalam jiwaku....aku merasa kosong

"mungkin.....karena waktu memiliki dirinya, dan dia pun begitu menikmati kisah lalu, tak ada aku sebagai kini"

lalu aku pun menutup mukaku menggunakan kedua tanganku, ingin rasanya saat itu berteriak, agar rantai ragu ini bisa lepas...kau menarik tanganku dan menatap wajahku

"mari bersamaku, aku bisa memberikanmu segalanya, aku akan memberikanmu seribu potret diri untuk mengabadikanmu, aku akan bercerita padamu tentang Rama-Sinta dan memberi akhir yang kau harapkan" katamu

aku tertawa
"aku hanya ingin dia, matahari yang berada di timur, bisakah kau berikan dia padaku?" tanyaku

"kau ini, buang-buang waktu saja menanti dia yang kelak saat dia kembali lupa pada dirimu" ujarmu dengan mata merah

"kita begini saja, dengan cara ini aku bisa menghisap kehidupanmu, selayaknya lintah, kita begini saja, karena kita memiliki malam, jangan meminta lebih" ujarku yang ingin sekali menggenggam tanganmu, tapi aku takut semua unsur-unsur kehidupannku mati...padam, saat menggenggam tanganmu.

"begini saja? jika itu yang kau inginkan..." katamu sambil mengalihkan pandangan

"jangan cemburu..." ujarmu

jika aku pun harus cemburu akan kucemburui waktu, waktu yang menahan dan tertahan, waktu yang kau miliki untuk hidup... 
jika aku harus cemburu aku akan cemburu pada dia, matahari di timur, akan kucemburui dia yang masih lelap dalam lalu.....

"hujan....." kataku sambil berdiri...

tanganku pun terulur, basah saat hujan turun....

matahari, apa kau menitipkan sesuatu yang kutunggu di rinai hujan ini? 
apa hujan ini datang dari kotamu? 
apa ada pesan darimu?

"kau sedang apa?" tanyamu

"mencari sesuatu dibalik rinai hujan ini, mungkin matahariku di timur menitipkan sesuatu" jawabku

"bodoh kau, sejak kapan matahari dan hujan bersahabat?"

aku tersenyum, hujan pun lewat sudah, hanya sebentar dia mampir menyapa, tak ada titipan yang aku dapatkan, mungkin aku melewatkan satu atau lebih rinai yang tak sempat aku sibak rintiknya....

aaahh.......aku menarik napas....semoga hujan berikutnya datang dengan pesan dari matahariku di timur...

"aku mau pulang, sudah reda, sudah ramai jalanan" ujarku

"kapan kita akan bertemu?" tanyamu

"di awal bulan november ini akan ada perayaan di simpang malam, datanglah, seperti biasa kita akan merayakan kebisuan di tengah riuh orang yang kita kenal" jawabku

"apa kau akan datang?" tanyamu lagi

"tentu saja, aku tuan rumah yang mengundangmu" jawabku

"kalo begitu kita tidak akan memiliki kesempatan untuk sekedar bersembunyi dan saling menyapa?" tanyamu dengan raut muka khawatir

"tidak, kali ini aku yang akan menyapamu, aku akan berdiri ditengah-tengah cahaya dan aku akan mendapatimu, sorot matamu yang akan aku temui dan memanduku menyapamu, dengan cara itu tak ada yang tahu pertemuan kita, datanglah di simpang malam.."  jawabku sambil bergegas pergi....

Aku cemburu......dan rasa ini sesak melesak ke dada.....

Tidak ada komentar: