21 Juli, 2011

yang pergi apa bisa kembali

seperti daun yang kering dan kemudian lepas dari ranting yang menopangnya, apakah daun akan ingat untuk kembali? lalu angin berhembus, menerbangkan daun ke tempat asing yang belum pernah disinggahinya, apakah daun bisa kembali?

lalu ada anak yang bermain layang-layang, kemudian layang-layangnya itu putus, bisakah dia mendapatkan kembali layang-layang yang putus itu? mungkinkah yang sudah putus bisa kembali lagi?

angin bertiup, menerbangkan debu, menebar hawa tapi tak pernah menetap, debu meratap ingin tetap tinggal lebih lama, namun angin berhembus memaksanya untuk pergi, apakah bisa tetap tinggal, saat semua pergi dan apa yang sudah pergi bisa kembali lagi?

langkah tak berjejak dalam malam, menuntun pada cahaya semu, memang yang pergi harus pergi
seperti jiwa-jiwa bebas dan keras, menantang takdir meski kalah pada waktu
yang pergi apa bisa kembali?

2 komentar:

Maria Puspitasari Munthe mengatakan...

daun yang pergi memang tidak akan pernah kembali. ia akan jatuh dan mati lalu menjadi hara bagi tanah yang akan melanjutkan kehidupan lainnya.
namun, lain halnya dengan bocah. yang senantiasa ingin belajar ke luar rumah. ia senantiasa bisa kembali ke rumah yang hangat meski ia membawa pulang luka dan tangis.
lalu kamu mau jadi yang mana?

irine octavianti kusuma wardhanie mengatakan...

entahlah Pit, semuanya pilihan dan piliha itu ada pengorbanan, sayang saya masih belum bisa mengerti tentang pengorbanan