13 Desember, 2010

daftar kegoblokan yang telah saya lakukan

akhir-akhir ini saya telah melakukan kebodohan-kebodohan yang bisa dibilang cukup fatal, karena kebodohan ini meninggalkan bekas di bagian tubuh saya dan telah membuat saya mengeluarkan koleksi kata-kata "kebun binatang" saya. mulai dari jatuh dari motor (karena baru aja belajar naik motor jadi bisa dibilang kalo ini merupakan kebodohan yang dimaklumi), nabrak trotoar waktu mau belok, nabrak tukang becak yang tiba-tiba aja nongol dari balik kegelepan di jalan parangtritis (maklum becak tidak dilengkapi lampu dan kaca spion, jadi kalo mau belok hanya dia dan Tuhan saja yang tau), dan menjatuhkan diri dari motor gara-gara tidak tega kalo harus nabrak ayam orang yang imut-imut dan akan sangat enak sekali kalo jadi ayam bakar.
dibawah ini daftar 3 kebodohan yang terparah yang sudah saya lakukan sepanjang bulan Desember, dan satu diantaranya adalah hasil keberuntungan saja saya bisa selamat.
1.    pegang lampu teplok di angkringan kang Ramto;
kejadian ini bermula saat saya dan salah seorang kawan yang bernama Pita dilanda kelaparan dan kedinginan hebat saat sedang sibuk di natas (aslinya dia yang sibuk sih, saya cuma guling-guling aja gak ada kerjaan dan hasrat iseng saya sedang berada dalam level terendah). kami berdua langsung merapatkan diri di angkringan depan kampus yang tersohor dengan nama angkringan kang ramto. setelah memberi nafkah pada perut yang tadinya sempat "nyanyi" lagu keroncongan, waktunya bayar! saat kawan saya sedang melakukan transaksi dengan Kang Ramto, saat itu mata saya menatap tajam sebuah benda yang menyala-nyala diantara makanan khas angkringan, dan nama benda itu adalah Lampu Teplok. Sebenarnya saya sudah tau kalo lampu itu panas, tapi entah kenapa radar logika di otak saya mati rasa saat itu, dan entah siapa yang memerintah tangan kanan saya untuk mengulurkan jari-jari saya memegang salah satu bagian lampu teplok yang panas membara itu. Hasil akhirnya bisa ditebak sodara-sodara….3 jari tangan kanan saya melepuh, dan saya berteriak karena kepanasan, dan membuat kang Ramto kaget setengah hidup!! Karena tidak tahan rasa panas, saya memaksa untuk dikompres pake es batu… aaaahhh…. Adem…tapiiiii yaaa Tuhaaaannn jari-jari saya melepuh dan mati rasa…
PS: maaf yaa kalo saya sok-sok gak mau jabat tangan, bukan karena masalah kita bukan muhrim tapi tangan saya lagi melepuh huhuhu T_T

2.    nyasar dari kota baru sampe ke bantul dan gedong kuning;
ehem…ini adalah kebodohan yang amat sangat bodoh…bisa dikatakan kalo ini raja bodoh-lah hahahha…untuk kawan-kawan yang tinggal di Jogja pasti tau khan kota baru itu dimana, bantul dimana, dam gedong kuning itu dimana. Itu sama saja antara timur dan barat, bumi dan langit, utara dan selatan, sabang dan merauke, pokoknya yang pasti rute itu amat sangat jauuuuhhh dan tidak nyambung satu sama lain.
Saat itu hari senin, seperti biasa adalah jadwal mengajar di salah satu tempat kursus bahasa inggris ternama di Jogja yang berlokasi di kawasan kota baru. Hujan sangat lebat, tapi saya harus buru-buru pulang karena akan ada rapat dengan teman-teman relawan di posko LPPM kampus sanata dharma. Nekat gak pake jas hujan (karena emang malas bawa jas hujan yang lebih mirip sayap kelewar dan kostum alien) saya menerobos hujan. Motor Honda blade kesayangan saya pun melaju ditengah hujan yang benar-benar lebat sekali. Mata yang memang sudah butuh alat bantu penglihatan saya paksa untuk tetap melihat lurus kedepan, meski baju sudah basaaahhhh…saahhh…saaahhh…tetap gak peduli yang penting sampe di kampus. Tiba-tiba feeling saya kok ngasih sinyal gak enak ya?ehm nengok kiri..nengok kanan…ternyata saya sudah nyasar di tempat yang tidak saya kenal sodara-sodara….dduuuuuhhhh Gustiiii….saya terdampar dimana ini?? Saya lalu berhenti sebentar, lalu lihat papan nama yang ada disalah satu toko di pinggir jalan…aarrrggghhh tidaaakkk…ternyata saya ada di daerah gedong kuning!! Duuhhh itu lumayan jauh dari kampus dan dari kota baru…uugghhh…saya lalu menyusuri jalan, muter balik ke arah jalan yang tadi saya lewati, sambil meningkatkan radar navigasi di otak saya, saya merasa yakin kalo tidak bakal salah jalan. Tenang….mengendarai motor dengan tenang saya sampai di pertigaan jalan yang ada lampu merahnya, kepala saya otomatis melihat ke arah papan penunjuk jalan…yaaa Tuuuhhaaannnn ini adalah cobaan (dan juga kebodohan) yang amat sangat parah. Papan penunjuk jalan menunjukkan kearah kiri bantul, dan kalo terus godean. Duuhhh saya amat sangat bingung dengan hari itu…kenapa mesti nyasar di tengah hujan deras…okay saya menyukai hujan tapi tidak suka pake acara nyasar. Saya nekat muter balik lagi, dan pokoknya ngikutin motor yang ada didepan saya. Pokoknya ngikut dia aja deh…akhirnya saya sampai di bundaran UGM…*sembah sujud* dan sampailah di posko kampus dengan baju yang basah kuyuuuppp dan tampang tanda tanya dari kawan-kawan disana. Dengan PD saya bilang kalo nyasar ke bantul…dan tau apa yang mereka bilang….kok bego banget to Ren….biarin yang penting tetap sampai dengan selamat walaupun telat (ehmm udah bukan telat lagi tapi rapatnya udah selesai!!)
Pesan moral : malu bertanya, sesat dijalan…kebodohan saya adalah tidak nanya jalan ke orang sekitar karena sok kePDan

3.    kejatuhan dahan pohon saat angin kencang didepan panggung realino kampus sanata dharma
kejadian ini adalah kejadian yang benar-benar parah dan hampir membuat saya terluka yang amat parah kalo tidak segera menghindar. Saat itu saya dan beberapa orang kawan lagi bantu-bantu persiapan pentas tari bali sekar jepun, karena sedang tidak ada yang dikerjakan saya dan seorang kawan namanya mba Ira duduk dibawah pohon rindang dan tua yang berjejer di sepanjang lapangan realino. Saat sedang asyik ngobrol mengenai film yang diputar oleh Q-munity dan berdiskusi tentang kaum queer, tiba-tiba angin kencang dan petir mulai menyambar. Tapi tetap aja kita berdua tidak mau pergi dari tempat yang sudah diklaim PeWe (posisis wuenak). Karena cuaca makin buruk dan kita sudah diteriakin sama teman-teman yang lagi dekor di atas panggung supaya pindah dari situ maka kita berdua pun berdiri dan nyari tempat baru. Saya yang baru aja berdiri tiba-tiba mendengar suara kreek dari atas kepala dan ketika saya menengok keatas, sebuah dahan pohon yang lumayan cukup untuk membuat kepala tidak sekedar benjol, jatuh. Tapi saya yang tidak sadar tetap berdiri dibawahnya, hanya karena mukjizat saja mata saya kelilipan dan saya maju beberapa langkah dari tempat saya berdiri, daaaannn seperti adegan slow motion di film made in Hollywood saya terhindar dari hantaman dahan pohon, dan cuma melukai rahang sebelah kiri saya…memar dan luka gores di rahang saya dan cukup membuat kawan-kawan saya khawatir…cieeee….untung aja bukan kepala gak kebayang saya bakal jadi mumi hidup!
Pesan moral: jangan maen-maen dengan alam

Tidak ada komentar: