06 Oktober, 2012

iya, kamulah jawabannya

kamu bertanya apakah dirimulah jawaban atas percakapnku dengan yang Esa?

saya pernah memiliki sebuah kisah yang indah, kisah itu saya jaga tidak hanya dengan kedua tanganku tapi saya menjaganya juga dengan membangun tembok tinggi... saya hanya takut ada yang mencuri kisah itu...

sekian tahun saya dan kisah itu saling mengsi dan kemudian kami memutuskan untuk bermuara di sebuah pelabuhan kecil membangun dermaga sederhana atas nama perbedaan yang kami yakini...

dan mereka memasuki tembok yang saya bangun, mencuri kisah yang saya miliki, mereka menulis kisah lain kisah yang memaksa saya harus berpisah dengan kisah indah yang saya miliki

.....saat itu mendung, saya dan kisah berbincang-bincang, dan kemudian kami memutuskan berpisah demi mereka, demi yang Esa....

apakah kamu pernah memiliki kehilangan?
sekian tahun saya pun harus berjalan sendiri....sembunyi di goa kecil dan membentuk rajutan hidup saya, karena kemarin rajutan itu rusak....terburai....

dan diantara mimpi-mimpi, diantara logika dan diantara sinisme saya terhadap sebuah hubungan, saya pun menyapa yang Esa, saya hanya ingin berbincang denganNya....

ternyata dia cemburu, ternyata saya begitu angkuh, ternyata saya yang meninggalkaNya hingga Dia pun merenggut kisah saya...tidak Dia tidak merenggutnya...kami lah yang saling melepaskan

...apakah kamu pernah memiliki kehilangan?
saya pernah, dan saya bertanya apakah ruang ini akan kembali dihuni?

saya tidak mau meminta permata, saya hanya menginginkan batu untuk bersandar,
saya tidak ingin memiliki buku termahal tapi yang saya inginkan buku sederhana untuk saya tuliskan kisah lain
saya tidak ingin minuman mewah hanya segelas air putih saja
saya tidak berharap perjalanan yang romantis, hanya merindukan debu dan panas saja

itu yang saya inginkan dan saya utarakan pada yang Esa,

kamu adalah batu itu yang kutemui di tengah perjalananku, kamu buku yang sudah memiliki kisah lain tapi ada lembar kosong yang disediakan untuk aku menulis sesuatu, kamu menyodorkan air putih untukku yang kelelahan memanggul ransel saat kita berjalan, kamu bahkan lebih dari sebuah perjalanan yang panas dan berdebu.....

saya tidak ingin meminta yang lain lagi, karena yang Esa memberiku lebih dari sekedar jawaban...
...dan iya, kamulah jawabannya....

Dia memberikan saya sebuah kesederhanaan yang termaktub dalam dirimu, dan itu lebih dari cukup...
maukah kamu memegang tangan ini? ataukah masih ada jarak disela-sela jarimu yang tidak ingin kamu isi?

lelakiku

Tidak ada komentar: